Wakil Presiden Sebut Pembunuhan Pemimpin Hamas Memicu Ketegangan yang Lebih Besar di Timur Tengah

by -88 Views

Kamis, 1 Agustus 2024 – 13:18 WIB

Bandung, VIVA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menganggap Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas, sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.

“Saya menyampaikan turut belasungkawa atas wafatnya Ismail Haniyeh pemimpin tertinggi Hamas sebagai pejuang kemerdekaan. Saya melihatnya pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel,” kata Ma’ruf.

Ma’ruf menyampaikan pendapatnya di atas Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis, 1 Agustus 2024, setelah menghadiri Pelantikan Pamong Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXI Tahun 2024 di Kampus IPDN, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

“Dalam hal ini, Indonesia juga kehilangan seorang pejuang kemerdekaan. Oleh karena itu, kami turut berduka cita,” katanya.

Atas peristiwa itu, ia khawatir akan menimbulkan ketegangan baru dan mengganggu usaha perdamaian.

“Jangan-sampai mengganggu upaya perdamaian yang sudah dekat tetapi kematian akibat pembunuhan ini bisa menggagalkan rencana perundingan karena pembunuhan terjadi di tengah-tengah upaya perdamaian. Hal ini bisa memicu ketegangan lebih besar di Timur Tengah,” katanya.

Ma’ruf juga mengutuk tindakan Israel yang membunuh Ismail Haniyeh ketika ia sedang menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran.

“Kita menyesalkan cara Israel yang mengakhiri rakyat melakukan genosida dan membunuh pemimpin di negara lain ketika ia menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran. Menurut saya, itu tidak etis untuk mencari kesempatan seperti itu,” katanya.

Kelompok Hamas sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh meninggal pada Rabu pagi karena serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran.

“Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak bangsa Palestina yang besar, Ismail Haniyeh,” demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegram-nya.

Menurut organisasi tersebut, Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden Iran yang baru pada Selasa.

Pembunuhan Haniyeh langsung memicu kemarahan luas dari komunitas internasional. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas tersebut dan menyebut tindakan Israel tersebut sebagai tindakan pengecut dan berbahaya. (ant)