Senin, 27 Mei 2024 – 21:46 WIB
Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait kritik yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terhadap pemerintah saat Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta Utara. Jokowi menilai, kritik yang disampaikan Megawati itu merupakan urusan internal PDIP.
“Saya kira itu adalah internal partai, jadi internal PDI Perjuangan,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 27 Mei 2024.
Maka dari itu, Jokowi enggan berkomentar lebih lanjut mengenai kritik yang disampaikan Megawati saat Rakernas V PDIP. “Artinya, saya tidak akan mengomentari,” tuturnya.
Sebelumnya dilaporkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyoroti utang Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini yang cukup besar. Di hadapan para kader, Megawati menyampaikan bagaimana cara membayarnya.
Hal tersebut disampaikan saat berpidato politik dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara pada Jumat, 24 Mei 2024.
“Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita ini bagaimana cara bayarnya? Ayo mikir, mikir loh, jangan enak-enakan tidur loh,” kata Megawati.
Presiden ke-5 RI juga menyoroti kondisi elite politik, yang mulai memperebutkan kursi menteri ketika Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Apalagi rumor mencuat akan ada penambahan kementerian, menyusul revisi UU Kementerian Negara nantinya jumlah kementerian menyesuaikan dengan kebutuhan Presiden.
“Jabatan menteri pun, yang Ibu dengar nih, wah, sudah pada rebutan deh,” kata dia.
Megawati menilai menambah kursi menteri kurang tepat. Menurutnya, perampingan kabinet perlu dilakukan dalam menghadapi berbagai krisis di pemerintahan selanjutnya. Ia kemudian mencontohkan saat dirinya menjadi Presiden RI pada 2001-2004.
“Ketika menghadapi krisis multidimensi saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33 tapi bersifat apa, kabinet yang profesional,” katanya.
Maka dari itu, Megawati kembali menegaskan perlunya sosok pemimpin yang tepat untuk menghadapi masalah. Karenanya, urgensi menambah kursi menteri perlu dikaji ulang.
“Jadi benar, the right man in the right place. Terbukti, krisis dapat diatasi dan seluruh hutang terutama dengan International Monetary Fund (IMF) dapat dilunasi,” ujar putri Presiden RI pertama, Soekarno atau Bung Karno tersebut.