Minggu, 17 Maret 2024 – 06:18 WIB
Jakarta – Pengguliran hak angket di DPR terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024 masih belum jelas kepastiannya. Sejumlah fraksi di DPR yang awalnya menggaungkan hak angket tampak seperti maju mundur dalam menentukan sikap politiknya.
Terkait itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah cukup percaya diri alias pede menyebut hak angket dugaan kecurangan pemilu itu tak bakal ada. Dia mengatakan seperti itu karena pengalamannya yang pernah berada di DPR. Fahri bilang hak angket nanti akan membuat parpol paling banyak disalahkan.
“Ia percaya hak angket itu tak bakal lanjut atau diteruskan. “Makanya saya gak percaya ini akan diteruskan,” tutur Fahri. Dia juga meminta kalangan sipil yang pro terhadap hak angket itu agar tidak terlalu mengandalkan parpol di DPR.
Fahri menunjukkan bahwa bila pun ada hak angket, mungkin itu bukan untuk kepentingan rakyat atau demi perbaikan pemilu ke depan. “Kalau dibuat pun bukan untuk kepentingan kita, masyarakat sipil untuk melihat pemilu yang lebih baik. Ini hanya untuk kepentingan sesaat kita saja,” tutur eks Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa saat ini belum ada upaya reformasi parpol. Fahri menyindir sikap anggota dewan yang tidak menegakkan statusnya sebagai wakil rakyat. Menurutnya, sistem partai politik sekarang tidak sehat karena kurangnya engagement antara partai politik dan konstituensinya.
Fahri menegaskan bahwa hak angket belum tentu mewakili aspirasi rakyat karena figur ketua umum saat ini menentukan nasib setiap anggota DPR. Dia juga menyatakan bahwa persoalan ini yang harus diperbaiki. Fahri juga mengklaim sudah mengetahui alur hak angket jika digulirkan, dengan ketua umum sudah memainkan peran di belakang layar.
Menurut Fahri, bila niatnya adalah untuk memperbaiki sistem politik, maka harus ada kesadaran dari parpol yang kalah dalam pemilu. Dia menambahkan bahwa jika benar-benar ingin menyehatkan sistem, maka harus ada aksi tegas. Fahri juga memaparkan bahwa perubahan harus diikuti oleh tiga aspek yaitu ide, jaringan-institusi perubahan, dan tokoh perubahannya.
Halaman Selanjutnya
Source: VIVA/M Ali Wafa