Rabu, 13 Desember 2023 – 20:18 WIB
Jakarta – Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengomentari pernyataan Calon Presiden Anies Baswedan yang menyebut fenomena “orang dalam” atau “Ordal”. Menurut Trubus, pernyataan tersebut seperti ‘menepuk air di dulang terpercik muka sendiri’.
Trubus menyoroti masa ketika Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mana dia menempatkan “orang dalam” atau orang dekatnya di sejumlah posisi, termasuk di Komisaris LRT Jakarta, Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo (Jakpro), hingga Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
“Dia pernah menjabat sebagai gubernur terus ada orang-orang dekatnya juga yang masuk menjabat posisi-posisi “orang dalem”. Kayak LRTJ, (eks) Komisaris Jakpro, itu kan orang dekatnya. Yang di TGUPP “orang dalam” semua,” ujar Trubus saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).
Karena itu, pernyataan Anies seperti ‘menepuk air di dulang terpercik muka sendiri’. Selama menjabat sebagai gubernur, kata Trubus, beberapa orang dekat Anies menjabat posisi strategis.
“Pernyataannya saya kira akan menjadi bumerang. Jadi kalau memahami “orang dalam” ini kan jadinya seperti terpercik muka sendiri jadinya,” terang Trubus.
Trubus juga melihat pernyataan Anies tentang demokrasi yang buruk terlalu berlebihan. Sebab, Anies terpilih menjadi gubernur DKI karena diusung oleh partai politik yang menjadi oposisi. Ia juga menilai Anies tidak akan menjadi gubernur jika demokrasi tidak berjalan.
“Kemudian kan dia nyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Ketika memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi, opini,” kata Trubus.
Pernyataan Anies saat debat calon presiden, dinilai membuat masyarakat bingung. Justru menimbulkan pertanyaan dan keragu-raguan bagi para pemilih Anies, terutama soal “orang dalam”.
“Menyebabkan keragu-raguan orang yang dulunya meyakini dia sebagai pemimpin ke depan, malah jadinya keraguan. Kasihan tim kampanyenya juga,” kata Trubus.
Sebelumnya, Anies menyinggung tentang fenomena “orang dalam” atau “Ordal”. Menurut calon presiden nomor urut satu itu, fenomena ordal ini menyebalkan karena membuat meritokratik tidak berjalan dan etika luntur.
“Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal, mau masuk kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapat tiket untuk konser, ada ordal. Ada ordal dimana-mana yang membuat meritokratik tidak berjalan, yang membuat etika luntur,” kata Anies saat menanggapi pernyataan Prabowo dalam debat perdana capres di Kantor KPU, Selasa.