Jika Tidak Paham Tentang Survei, Lebih Baik Diam Saja

by -132 Views

Rabu, 22 November 2023 – 04:28 WIB

Jakarta – Debat sengit terjadi antara politisi PDIP Guntur Romli dengan pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. Adu Argumen dimulai dengan keraguan Guntur terhadap survei yang dilakukan oleh Qodari.

Guntur dalam paparannya di Catatan Demokrasi tvOne, mengatakan bahwa survei ada yang bisa dipercaya dan yang tidak. Menurutnya, survei yang dapat dipercaya bisa diterima sebagai masukan. Namun, ia merasa heran karena seperti tak ada perbedaan antara ilmuwan politik dengan konsultan politik. Dia juga menyinggung hasil survei versi Indo Barometer soal Pilpres 2024 yang berpotensi satu putaran dengan pemenangnya pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Guntur juga mengutip omongan peneliti SETARA Institute Ismail Hasani tentang lembaga survei. Katanya, lembaga survei membentuk frame dengan memainkan isu yang diinginkan agar diarahkan. Dia bilang, hal itu juga pertanyaan yang muncul di masyarakat terkait pemahaman terhadap lembaga survei.

Presenter acara kemudian memberi kesempatan kepada M Qodari untuk menanggapi pernyataan Guntur. Dia menyatakan bahwa survei itu menyangkut banyak lembaga. Bagi Qodari, jika banyak lembaga menunjukkan hasil yang sama, tentunya bisa disimpulkan bahwa situasi dan kondisi seperti itu.

Qodari juga menyebut lembaga survei saat ini masih dibaca masyarakat. Lalu, hasil survei politik juga masih dikutip media massa dan didengarkan partai politik. “Karena survei itu punya kemampuan menangkap realita di lapangan,” sebut Qodari.

Dia meminta Guntur tak menilai survei secara subjektif lantaran hasilnya mungkin tak sesuai harapannya. Menurut dia, jika tak setuju survei yang dilakukan pihaknya, maka dijawab dengan riset survei. “Gak perlu repot-repot pusing-pusing,” lanjut Qodari.

Qodari pun heran dengan Guntur yang ikut membawa-bawa SETARA Institute. “Pertanyaan saya, dia mengerti survei nggak? Kalau gak mengerti survei, gak usah banyak omong!” sebutnya.

Giliran Guntur yang merespons dengan memotong penjelasan Qodari. “Yang saya pertanyakan, ini ahli survei atau buzzer politik,” ujar Guntur.

Menurut Guntur, dirinya mempertanyakan apakah Qodari ilmuwan politik atau konsultan politik. Sebab, ia menduga Qodari memiliki conflict of interest.

Qodari pun menjawab tuduhan Guntur. Dia bilang jika bicara survei, yang terpenting adalah data yang merujuk pada metodologi objektif. Dengan demikian, hasilnya nanti akan objektif.

“Kalau Anda melakukan survei tidak objektif itu sama saja Anda menembak kaki Anda sendiri,” ujar Qodari. “Itu namanya bodoh. Nah, saya gak mau jadi orang bodoh, saya orang pintar, Insya Allah,” kata Qodari.

“Tapi, nyatanya tidak semua,” jawab Guntur.

Guntur melanjutkan omongannya soal survei itu terkait etika. Bagi dia, mestinya sebagai ilmuwan politik dan konsultan politik harus dibedakan.

Qodari merasa bingung dengan pernyataan Guntur. Namun, keduanya masih berdebat mempertahankan argumennya.

Tak lama kemudian, presenter acara pun menyudahi perdebatan keduanya dengan memberikan narasumber lain untuk bicara.