Java International BNI Java Jazz Festival merayakan usia dua dekade yang penuh makna dan perjalanan yang panjang. Sejak pertama kali digelar pada tahun 2005 hingga kembali hadir pada 30 Mei hingga 1 Juni 2025, Java Jazz bukan sekadar acara musik, melainkan sebuah tonggak budaya yang penting.
Konferensi pers Java Jazz tahun 2025 menunjukkan suasana yang berbeda, lebih pribadi dan reflektif. Dewi Gontha, Presiden Direktur Java Festival Production, memberikan momen emosional ketika meminta ayahnya, Peter F. Gontha, untuk berbicara atas panggung. Peter, penggagas utama festival ini, memperkenalkan dirinya bukan sebagai pengusaha atau diplomat, melainkan sebagai seorang pemimpi yang menjadikan Indonesia tuan rumah bagi festival musik jazz kelas dunia.
Dalam perayaan dua dekade Java Jazz, Peter F. Gontha merilis buku berjudul The Making of Java Jazz Festival. Buku ini bukan hanya dokumentasi sejarah, melainkan juga merupakan catatan cinta terhadap musik, bangsa, dan mereka yang percaya pada mimpi tersebut. Festival ini hadir bukan hanya karena kerja keras Peter, tetapi juga kerjasama dari mitra, media, relawan, dan tim produksi yang telah menjadi bagian dari perjalanan Java Jazz.
Java Jazz bukan sekadar festival musik, melainkan sebuah gerakan budaya yang mempertemukan berbagai musisi dan menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa depan. Dengan usianya yang ke-20, Java Jazz bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga merupakan simbol bahwa kekuatan cinta dan kerjasama dapat menjadikan mimpi menjadi kenyataan. Suara jazz akan terus bergema dari Jakarta, membawa pesan cinta, keberanian, dan harapan bagi semua orang yang menyukai musik dan keindahan budaya.