Modal Apa yang Dimiliki Anies untuk Membentuk Partai Politik?

by -78 Views

Jakarta, VIVA – Setelah dipastikan gagal maju dalam Pilkada Jakarta 2024, Anies Baswedan mengaku tengah merencanakan pembentukan partai politik baru.

Baca Juga :

Tanpa Anies dan Ahok, Pengamat Prediksi Golput Bakal Meningkat di Pilkada Jakarta 2024

Anies menyatakan niatnya tersebut dalam ‘Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pilkada 2024’ yang dikutip dari laman Youtube Anies Baswedan, Jumat, 30 Agustus 2024. Anies ingin merangkul semangat perubahan yang semakin berkembang melalui organisasi kemasyarakatan atau partai politik.

Seberapa besar peluang Anies Baswedan merealisasikan niatnya membentuk partai politik baru? Apa saja modal Anies untuk mewujudkan hal tersebut?

Baca Juga :

Ridwan Kamil Mengaku Sudah 3 Kali Jalani Tes Kesehatan untuk Jabatan Kepala Daerah

Peneliti SMRC Saidiman Ahmad mengungkapkan bahwa keinginan Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik adalah gagasan yang menarik. Ia mengutip pernyataan pendiri SMRC Prof Saiful Mujani yang menyatakan bahwa kelahiran partai politik di Indonesia umumnya dipengaruhi atau didukung oleh tiga faktor.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Baca Juga :

Ridwan Kamil dan Suswono Jalani Pemeriksaan Kesehatan di RSUD Tarakan

“Pertama, tokoh,” kata Saidiman dalam akun X miliknya, dikutip pada Sabtu, 31 Agustus 2024.

Figur Kharismatik

Ia menjelaskan bahwa umumnya partai di Indonesia, terutama pasca-reformasi, lahir karena adanya tokoh karismatik. Seperti PKB dengan Abdurrahman Wahid, PAN dengan Amien Rais, dan Partai Demokrat sebagai wadah untuk pendukung Susilo Bambang Yudhoyono.

Demikian pula dengan Gerindra, sebagai kendaraan politik Prabowo Subianto, dan NasDem dengan Surya Paloh. Dengan demikian, Anies saat ini memenuhi syarat ketokohan untuk sebuah partai politik,” ungkap Saidiman.

Selain itu, Saidiman juga menjelaskan bahwa faktor lainnya yang dapat menjadi dasar pendirian partai adalah adanya basis massa organisasi masyarakat. Beberapa partai pasca-reformasi berdiri dengan dukungan dari basis massa Ormas.

“Ini terutama diwakili oleh PKB yang berbasis NU dan PAN yang dekat dengan Muhammadiyah. PKS juga termasuk, dengan basis massa gerakan tarbiyah yang marak sejak 1980an dan 1990an,” jelas Saidiman.

Apakah Anies memiliki basis massa yang cukup untuk membentuk partai? Menurut Saidiman, Anies memiliki massa yang cukup kuat untuk membangun sebuah partai.

Anies Baswedan saat melakukan safari politik di Banda Aceh

Anies Baswedan saat melakukan safari politik di Banda Aceh

Salah satu kelompok pendukung utama Anies sebagai gubernur Jakarta dan calon presiden berasal dari Ormas Islam, khususnya di luar NU. Bahkan terlihat bahwa organisasi-organisasi dan gerakan Islam baru cenderung mendukung Anies.

“Ini bisa menjadi pintu masuk bagi Anies untuk menjalin jejaring politik hingga ke akar rumput di seluruh Indonesia.”

Sejak kemenangan Pilkada DKI 2017, Anies telah menjadi representasi politik Islam di Indonesia, menurut Saidiman.

Momentum Perubahan

Faktor ketiga yang memungkinkan pendirian partai yang kuat adalah momentum perubahan. Reformasi adalah momentum penting yang mendorong kelahiran banyak partai politik. “Reformasi menandai perubahan sistem politik dari otokratis ke demokrasi,” katanya.

Dalam konteks yang lebih kecil, situasi saat ini yang menunjukkan melemahnya demokrasi bisa menjadi momentum tepat untuk menawarkan gagasan perubahan atau perbaikan kepada publik, kata Saidiman.

Selain menjadi representasi politik Islam, Anies pada dasarnya juga telah menjadi sosok yang mempertanyakan kebijakan Pemerintah.

“Upaya Pemerintah dalam melemahkan demokrasi dengan mengintervensi partai politik, lembaga yudisial, mempengaruhi Ormas besar, menekan media, dan lain-lain, menunjukkan kecenderungan otoritarianisme,” ungkap Saidiman.

Situasi yang semakin memburuk ini memunculkan perlawanan dari publik. Ini merupakan momentum perubahan yang penting untuk menumbuhkan gerakan sosial dan politik baru. “Dan ini adalah waktu yang tepat bagi tokoh seperti Anies untuk ikut memperjuangkan semangat perubahan melalui gerakan politik yang lebih terstruktur,” tambahnya.

Dengan demikian, tiga faktor utama pendirian partai telah terpenuhi menurut Saidiman.

“Selanjutnya kita akan melihat bagaimana modal politik tersebut bisa diintegrasikan untuk membentuk satu partai politik yang akan menjadi saluran aspirasi baru bagi pendukung setia Anies Baswedan, yang memiliki karakteristik Islam dan demokratis secara bersamaan. Mungkin,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya

Ia menjelaskan bahwa umumnya partai di Indonesia, terutama pasca-reformasi, lahir karena adanya figur karismatik. Seperti PKB memiliki Abdurrahman Wahid. PAN sebelumnya memiliki Amien Rais. Partai Demokrat didirikan sebagai wadah untuk menampung pendukung Susilo Bambang-Yudhoyono.

Halaman Selanjutnya