Tragedi Pemerkosaan Mei 1998: Penderitaan Manusia yang Mencekam

by -19 Views

Anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (PKB), Nihayatul Wafiroh, mengecam keras pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang meragukan adanya bukti terkait pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998. Nihayatul menilai pernyataan tersebut tidak hanya melukai perasaan korban dan aktivis HAM, tetapi juga menunjukkan kekurangpahaman dan ketidakpedulian terhadap sejarah kelam bangsa. Dia menegaskan bahwa tragedi pemerkosaan pada Mei 1998 merupakan tragedi kemanusiaan yang terdokumentasi secara jelas oleh berbagai lembaga independen. Negasi terhadap fakta tersebut justru merendahkan martabat korban dan menghalangi proses pemulihan mereka.

Nihayatul menekankan pentingnya melakukan kajian mendalam sebelum memberikan komentar terkait kekerasan terhadap perempuan, dan mengajak untuk bertemu langsung dengan keluarga korban. Tragedi Mei 1998 bukan hanya meninggalkan luka fisik tetapi juga luka emosional yang dalam bagi para korban. Fadli Zon, dalam meresmikan Galeri Soekarno Kecil, mengakui pentingnya memperkuat sejarah perempuan dalam narasi kebangsaan Indonesia, namun ia mengungkapkan keraguan tentang kejadian kekerasan terhadap perempuan dalam tragedi Mei 1998 yang masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan.

Fadli berpendapat bahwa penyebaran rumor tanpa bukti konkret hanya akan memperburuk situasi. Ia menegaskan bahwa sejarah harus digunakan sebagai alat untuk mempersatukan bangsa. Rumor-rumor yang tidak terbukti hanya akan memperkeruh situasi tanpa memberikan solusi yang jelas. Penyebaran informasi yang belum terverifikasi dapat merusak keadaan tanpa mengatasi masalah yang sebenarnya.

Source link