Hasil survei dari Center for Indonesia Strategic Actions (CISA) menunjukkan bahwa mayoritas publik meyakini bahwa isu ijazah Presiden RI-7, Joko Widodo (Jokowi) merupakan permainan politik yang dilakukan lawan politik. Dari data survei CISA, sebanyak 89,87 persen responden memandang bahwa isu ijazah palsu kemungkinan disebarkan dengan sengaja, dimainkan, dan dieksploitasi untuk kepentingan politik tertentu. Peneliti senior riset dan politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Syafuan Rozi, menilai bahwa ada kelompok yang ingin merusak warisan kebijakan Jokowi. Menurutnya, fragmentasi sosial dan politik dalam negara demokrasi wajar terjadi, termasuk isu keabsahan ijazah Jokowi.
Syafuan juga menambahkan bahwa ada kelompok yang selalu mengkritik pemimpin nomor satu di Indonesia tanpa mempertimbangkan kinerja, pengalaman, dan integritasnya. Hasil survei CISA dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk menilai kinerja Jokowi selama menjabat presiden serta pengalaman dan arah kebijakannya bagi masyarakat Indonesia. Survei dilakukan pada 9-15 Mei 2025 dan bertujuan untuk mendapatkan pandangan masyarakat tentang isu ijazah Jokowi. Metode survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka menggunakan aplikasi WhatsApp, Zoom, dan Google Meet dengan jumlah sampel sebanyak 950 responden. Margin of error dari sampel tersebut adalah ±2,95 pada tingkat kepercayaan 95 persen.