Prabowo Subianto: Kebijakan Tetangga Baik

by -97 Views

Prabowo menunjukkan kekuatan dalam logika geopolitik. Dalam paparannya, ia mencermati posisi geografis Indonesia dan menggarisbawahi keuntungan strategis Indonesia sebagai titik penting dalam rute perdagangan internasional.

Ia menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk berperan sebagai tetangga yang baik bagi negara-negara di sekitarnya. Prabowo juga menyoroti prinsip “seribu teman tidak cukup, satu musuh terlalu banyak” sebagai arah rencana strategi kebijakan luar negeri Indonesia untuk meminimalisir konflik dengan negara-negara lain.

Prabowo juga memberikan contoh keberhasilan negara-negara Timur dalam mengatasi kemiskinan, seperti Tiongkok yang berhasil mengurangi tingkat kemiskinannya dalam 50 tahun terakhir. Ia menyatakan bahwa Indonesia perlu melihat dan belajar dari keberhasilan negara-negara di luar Barat terkait upaya mereka dalam memberantas kemiskinan, dan mengadaptasikannya dengan kondisi Indonesia saat ini.

Prabowo juga menegaskan bahwa kesuksesan Indonesia dalam mengatasi kemiskinan dapat menjadi kunci dalam meningkatkan peran Indonesia sebagai pemimpin di kawasan dan di dunia. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia akan tetap berpegang pada prinsip bebas-aktif, dan menjadikan Indonesia sebagai negara non-blok dan non-terikat.

Ia meyakini peran Indonesia sebagai jembatan antara kekuatan-kekuatan besar di dunia, dan akan aktif mempromosikan dialog, perdamaian, kompromi dalam kerja sama internasional. Prabowo juga menjamin bahwa sikap non-terikat Indonesia akan diterjemahkan dalam bentuk keterbukaan untuk bekerja sama dengan pihak manapun yang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Prabowo juga menyoroti pentingnya kesetaraan dalam hubungan antar-negara di berbagai isu. Ia menegaskan bahwa menjaga hubungan baik dengan negara sahabat dan memperkuat kepemimpinan di kawasan adalah hal yang penting.

Artikel disusun oleh: Broto Wardoyo, Kirana Virajati, Nida Rubini
Tim Riset Analisis Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi, Program Pascasarjana Hubungan Internasional, Universitas Indonesia