Stellantis: Khawatir Denda Emisi Triliunan Rupiah

by -14 Views

Pada awal tahun ini, Parlemen Eropa memutuskan untuk memberi tambahan waktu kepada perusahaan mobil untuk mematuhi regulasi emisi baru yang akan berlaku pada tahun 2025. Sebagai gantinya, produsen mobil harus mencapai target emisi rata-rata armada 93,6 g/km dalam periode tiga tahun dari 2025 hingga 2027. Meskipun ada perpanjangan waktu dua tahun, Stellantis, perusahaan mobil terbesar di Eropa, masih merasa tidak puas. Jean-Philippe Imparato, bos Stellantis di Eropa, mengkhawatirkan kemungkinan perusahaan harus membayar denda hingga €2,5 miliar atau setara dengan Rp 47,7 triliun karena melebihi batas emisi yang telah ditetapkan.

Jika aturan tidak berubah, Stellantis mungkin harus membayar denda dalam dua hingga tiga tahun ke depan selama periode 2025-2027 jika tidak mencapai target emisi yang diharapkan. Distribusi pemakaian mobil listrik menjadi salah satu opsi penting yang harus diambil oleh produsen untuk menghindari konsekuensi hukum yang signifikan. Selain itu, aturan emisi akan semakin ketat mulai tahun 2030, di mana target emisi armada akan turun menjadi 49,5 g/km dari 93,6 g/km.

Dalam beberapa tahun mendatang, produsen mobil di Eropa diharuskan untuk mencapai nol emisi, yang berarti larangan penjualan mobil bermesin pembakaran baru akan diberlakukan. Meskipun kendaraan dengan bahan bakar sintetis masih diperbolehkan, penggunaan bahan bakar listrik dalam waktu dekat mungkin masih menjadi perdebatan yang sulit. Kendati demikian, perspektif finansial produsen mobil semakin terbebani dengan konsekuensi aturan emisi yang ketat, terutama dalam hal denda signifikan yang bisa mereka hadapi jika target tidak tercapai.

Dengan semakin banyaknya mobil listrik yang bersaing dari Cina yang masuk pasar Eropa, produsen mobil tradisional menghadapi tantangan yang serius. Mereka harus memutuskan antara terus memproduksi kendaraan konvensional atau beralih sepenuhnya ke mobil listrik demi mematuhi aturan emisi yang semakin ketat. Selain itu, produsen juga harus menemukan keseimbangan antara menjaga margin keuntungan dan mempromosikan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.

Dalam persaingan industri otomotif yang semakin ketat, produsen mobil harus berbagai strategi dan strategi bisnis mereka untuk tetap relevan dan berkelanjutan di pasar yang semakin berubah. Kehadiran mobil listrik yang lebih terjangkau dan persyaratan regulasi emisi yang semakin ketat menimbulkan tantangan besar bagi industri mobil di Eropa, tetapi juga membuka peluang baru untuk inovasi dan pembangunan kendaraan ramah lingkungan.

Source link