Selama akhir pekan lalu, muncul laporan terkait rencana Lotus untuk menutup pabrik Norfolk dan menghentikan produksi mobil di Inggris. Namun, rumor tersebut telah dibantah oleh pernyataan resmi dari Lotus Cars, yang menyatakan bahwa pabrik akan tetap beroperasi normal dan tidak akan ditutup. Meskipun demikian, Lotus sedang menjajaki opsi-opsi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing global di pasar yang terus berkembang.
CEO Lotus, Feng Qingfeng, mengkonfirmasi bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memproduksi mobil di Amerika Serikat untuk menghindari tarif. Sebagai langkah strategis, Lotus dapat merakit model Emira dan mobil listrik di pabrik Volvo yang berlokasi di South Carolina. Diketahui bahwa pabrik Volvo di Ridgeville memiliki kapasitas produksi yang belum mencapai puncaknya dan secara terpisah akan mengurangi jumlah tenaga kerja sebesar 5%.
Meskipun belum ada keputusan final, Lotus berada di bawah tekanan untuk menindaklanjuti rencana produksi di Amerika. Lotus menegaskan komitmennya terhadap Inggris, yang tetap menjadi pusat operasi global perusahaan dan pasar komersial terbesar di Eropa. Secara keseluruhan, industri mobil Inggris sedang menghadapi tantangan besar dengan penurunan signifikan dalam produksi dan ekspor ke Amerika Serikat.
Diharapkan keputusan terkait produksi mobil Lotus di Amerika akan segera diambil agar perusahaan dapat memperkuat kehadirannya di pasar global. Lotuus secara khusus berkomitmen untuk tetap beroperasi di Inggris dan mempertahankan keterlibatan dengan pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lokal. Tantangan terbesar saat ini adalah memastikan kelangsungan bisnis di tengah perubahan dinamis dalam industri otomotif global.
