Masa Pakai Baterai Mobil Listrik dan Dampaknya

by -15 Views

Penjualan kendaraan listrik terus meningkat dalam dekade terakhir, dan mobil listrik yang sudah mencapai akhir umur pakai mereka akan segera menjadi perhatian utama. Berbeda dengan mobil bensin, mobil listrik yang sudah usang dengan jarak tempuh tinggi memiliki potensi besar untuk didaur ulang dan dipulihkan bahan berharga dari baterainya. Menjadikannya sebagai contoh penggunaan “masa pakai kedua” yang bermanfaat dalam penyimpanan energi stasioner, yang secara keseluruhan akan meningkatkan nilai dan memberikan kontribusi positif pada ekonomi melingkar baterai.

Redwood Materials, sebuah perusahaan yang dipimpin oleh mantan eksekutif Tesla JD Straubel, telah menjadi pelopor dalam industri daur ulang dan penggunaan kembali baterai di Amerika Utara. Setiap tahun, mereka menerima sekitar 20 gigawatt-jam baterai, setara dengan 250.000 mobil listrik. Dengan kontribusi sebesar 90% dalam daur ulang baterai lithium-ion di Amerika Utara, mereka telah meluncurkan divisi baru bernama Redwood Energy, yang berfokus pada mengubah mobil listrik yang sudah usang menjadi sistem penyimpanan energi modular.

Perusahaan ini berhasil meraih kesuksesan karena sebagian besar baterai yang didaur ulang masih memiliki lebih dari 50% kapasitas asli yang dapat digunakan. Hal ini membuat baterai tersebut ideal untuk ESS (Energy Storage Systems), yang saat ini sangat dibutuhkan dengan meningkatnya kebutuhan energi dari pusat data, dan jaringan AI. Menggunakan teknologi daur ulang baterai ini tidak hanya dapat mengurangi beban jaringan listrik, tetapi juga mencegah pencemaran lingkungan.

Proses penggunaan kembali baterai melibatkan beberapa tahapan, mulai dari tingkat kemasan, modul, hingga sel. Dengan analisis mendalam, perusahaan dapat memilih sel yang paling efisien dan menciptakan sistem baterai masa pakai kedua yang berkualitas. Setelah melalui proses pengujian yang ketat dan selektif, baterai yang sudah didaur ulang dapat digunakan sebagai sumber energi independen bagi rumah tangga atau kebutuhan komersial, seperti mendukung pusat data AI.

Pasar mobil listrik terus berkembang, dengan banyak pengguna yang mulai mencari opsi mobil listrik atau plug-in hybrid. Tetapi dengan peningkatan pembelian mobil tersebut, juga akan ada peningkatan dalam jumlah baterai yang mencapai akhir umur pakainya. Oleh karena itu, pasar ESS bukanlah masalah pasokan, melainkan bagaimana cara yang paling efektif dalam mendaur ulang dan memanfaatkan ulang baterai yang ada. Menariknya, industri daur ulang baterai diproyeksikan akan berkembang jauh lebih cepat daripada industri penggunaan kembali baterai.

Diperkirakan lebih dari 100.000 mobil listrik bekas akan ditarik dari jalan-jalan di AS tahun ini saja, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Industri daur ulang baterai global diprediksi akan bernilai $52 miliar pada tahun 2045, sementara industri baterai daur ulang diperkirakan akan mencapai $5,2 miliar pada tahun 2035. Dengan kesadaran akan keberlanjutan dan perlindungan lingkungan yang semakin meningkat, penggunaan kembali baterai bekas menjadi langkah yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasokan mobil listrik.

Source link