Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dengan tegas menyatakan bahwa proyek Giant Sea Wall Pantura sudah tidak hanya sebatas sebuah ide. Dalam penutupan Konferensi Infrastruktur Internasional di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (12 Juni), ia mengumumkan bahwa proyek yang telah tertunda selama hampir 30 tahun akan segera dimulai. Proyek ini sangat penting karena akan melindungi komunitas pantai di sepanjang garis pantai utara Jawa yang sering kali terkena banjir pasang, penurunan tanah, dan kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim.
Dengan panjang sekitar 500 kilometer, proyek ini membentang dari Banten hingga Gresik. Diperkirakan proyek ini akan membutuhkan anggaran sekitar $80 miliar dan waktu konstruksi antara 15-20 tahun. Meskipun waktu yang cukup lama, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menunda lagi proyek ini, dan bahkan telah menginstruksikan pembentukan otoritas khusus, yaitu North Coast Java Sea Wall Authority.
Dinding laut ini akan memberikan perlindungan vital bagi area residensial, pelabuhan, zona industri, dan pusat logistik nasional di sepanjang pantai utara Jawa. Konstruksi awal akan difokuskan di Jakarta dan Semarang, karena dua daerah ini merupakan yang paling terdampak kenaikan permukaan air laut.
Untuk memastikan implementasi proyek yang cepat dan terkoordinasi dengan baik, Prabowo merencanakan pembentukan badan pengelola khusus. Walaupun belum dapat dipastikan siapa presiden yang akan melihat proyek ini selesai, yang jelas pemerintah Indonesia akan segera memulai pelaksanaan proyek ini untuk melindungi komunitas pantai dari siklus banjir pasang yang merugikan.