Maserati, merek mobil mewah asal Italia, menghadapi tantangan besar dalam penjualan mereka. Penjualan mobil ini telah anjlok drastis tahun lalu, dan tren penurunan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Dampak dari tarif baru oleh pemerintahan Trump menjadi salah satu faktor yang memperparah situasi ini. Meskipun demikian, perusahaan induk Maserati, Stellantis, menegaskan komitmennya untuk tetap mempertahankan merek ini di bawah naungannya.
Bos baru Maserati, Santo Ficili, menekankan bahwa Maserati tetap menjadi merek yang strategis, terutama di pasar Amerika Serikat. Namun, keputusan untuk membatalkan rencana mobil listrik MC20 menunjukkan tantangan lain yang dihadapi oleh merek ini, terutama dalam menghadapi preferensi pembeli kaya di segmen mobil sport super.
Permasalahan Maserati juga melibatkan kurangnya pemasaran yang jelas dan positioning yang tepat. Meskipun munculnya spekulasi tentang kemungkinan penjualan merek ini, Stellantis secara tegas menyatakan bahwa Maserati tetap akan menjadi bagian dari portofolio merek mereka. Meskipun demikian, ada kemungkinan kolaborasi yang lebih erat antara Maserati dan Alfa Romeo yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.
Stellantis juga telah menegaskan komitmen mereka untuk mempertahankan berbagai merek di bawah naungannya, termasuk Maserati. Meskipun terdapat beberapa perubahan internal yang sedang berlangsung, seperti pencarian CEO baru untuk menggantikan Carlos Tavares, Stellantis tetap fokus untuk membangun kehadiran global yang kuat melalui berbagai merek yang mereka miliki.
