Dalam upaya untuk mengurangi biaya dan mempercepat pengembangan, aliansi antara produsen mobil telah menjadi strategi yang umum. Nissan, yang sedang berjuang untuk pulih setelah beberapa tahun sulit, berusaha untuk memanfaatkan kemitraannya dengan Renault. Dengan rencana baru untuk merilis model Micra kembali sebagai versi ulang Renault 5, Nissan juga mengumumkan rencana untuk meluncurkan versi Twingo yang lebih kecil dengan sentuhan retro. Mobil ini akan dikembangkan dan diproduksi oleh Ampere, perusahaan mobil listrik dan perangkat lunak yang merupakan bagian dari Group Renault. Meskipun gambaran resmi belum dirilis, Nissan memastikan bahwa model segment A ini akan memiliki desain unik, menandakan bahwa Nissan lebih fokus pada gaya mobilnya daripada sekadar menukar lencana.
Twingo diperkirakan akan memiliki harga sekitar €20.000, dengan versi Nissan yang setara dan juga varian Dacia yang lebih terjangkau seharga €18.000. Nissan, ironisnya, tidak akan memperpanjang investasinya di Ampere, meskipun perusahaan tersebut telah bertanggung jawab untuk membawa mobil listrik terkecil Nissan ke pasar sebelumnya. Aliansi antara Renault-Nissan juga mengalami perubahan, dengan kepemilikan saham silang turun dari 15 menjadi 10 persen. Renault juga telah mengakuisisi mayoritas saham Nissan di cabang India.
Selain itu, Nissan juga akan mendapat manfaat dari kerja sama dengan mitra domestiknya Mitsubishi. Dikabarkan bahwa Nissan akan merilis versi hibrida plug-in dari Rogue di Amerika Serikat, yang kemungkinan besar didasarkan pada Outlander PHEV. Kedua model ini menggunakan arsitektur CMF-CD yang sama, sehingga kemungkinan besar perubahan hanya terjadi pada logo mobil tersebut. Strategi baru ini diharapkan akan memberikan hasil yang positif, termasuk dalam pengembangan model Rogue generasi keempat yang sepenuhnya direvisi dan dilengkapi dengan teknologi E-Power. Dengan fokus yang selalu pada pengembangan produk yang menarik, Nissan juga berencana untuk membawa kembali model klasik seperti Silvia dan GT-R di masa depan.
