Di tengah sorotan terkait aksi teror pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ke redaksi Tempo, kritik terhadap ketidakresponsifan pemerintah semakin berkembang. Seorang analis komunikasi politik, Hendri Satrio atau Hensa, menyoroti kejadian tersebut dan menegaskan perlunya negara untuk secara tegas menanggapi teror terhadap jurnalis Tempo. Menurut Hensa, pers sebagai pilar keempat demokrasi harus dilindungi dan dihargai oleh negara. Aksi mengirimkan bangkai dianggap sebagai perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga penegak hukum perlu segera mengusut kasus tersebut tanpa menunggu laporan dari pihak Tempo.
Hensa juga mencermati kemungkinan adanya upaya pembungkaman pers melalui ancaman teror yang berpotensi mengancam kebebasan pers. Dia menekankan pentingnya perlindungan terhadap keberadaan pers sebagai penjaga keseimbangan kekuasaan, sehingga tindakan intimidasi semacam itu harus ditolak dengan tegas. Sebelumnya, Kantor Tempo telah menerima kiriman kepala babi dan bangkai tikus tanpa kepala yang merupakan tindakan teror pertama terhadap jurnalis perempuan Tempo bernama Cica. Dalam upaya menekan kasus ini, Hensa menegaskan perlunya intervensi negara untuk menemukan pelaku dan menghindari terjadinya tindakan serupa di masa mendatang.