Pada bulan Maret 2025, Indeks Sentimen Pasar (CSA Index) mengalami penurunan signifikan menjadi 47,6, menandakan mayoritas pelaku pasar tidak memiliki ekspektasi positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke depan. Penurunan ini sejalan dengan melemahnya IHSG di bulan Februari 2025, yang turun 11,8% dan berakhir pada level 6.270.
Faktor negatif baik dari segi global maupun domestik mempengaruhi penurunan IHSG. Dari sisi global, kebijakan agresif pemerintahan Trump dan lonjakan inflasi di Amerika Serikat meningkatkan ketidakpastian pasar. Sementara itu, di dalam negeri, kekhawatiran akan pelemahan ekonomi, rendahnya tingkat inflasi, pemangkasan anggaran belanja pemerintah, dan PHK turut menekan pasar saham Indonesia.
Meski demikian, pelaku pasar tetap menetapkan target IHSG 12 bulan ke depan di 7.125, menunjukkan potensi pemulihan jika pasar merespons kebijakan otoritas moneter dan fiskal dengan baik. Sector energi dan consumer cyclical menjadi pilihan utama investor, menggantikan sektor keuangan. Diharapkan momentum Ramadan dapat mendorong konsumsi masyarakat dan mendukung pasar modal, dengan Bank Indonesia mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Meskipun tantangan masih ada, fundamental emiten tetap terjaga, memberikan peluang pemulihan IHSG. Pelaku pasar menantikan langkah konkret regulator dan pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar modal di tengah kompleksitas tantangan ekonomi global dan domestik.