LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -265 Views

Keberanian Bagi seorang prajurit, keberanian adalah hal yang mutlak diperlukan. Keberanian tidak hanya berkaitan dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasi dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral termanifestasi dalam kemampuan pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Sekali seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari bawahannya akan berkurang atau hilang sama sekali.

Kepribadian Unggul Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang unggul dan baik hati. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang unggul namun tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri, menampilkan kerendahan hati dan kemauan berkorban, serta tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata:

Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin berpikiran terbuka, mampu mendengarkan hal negatif namun selalu melakukan hal positif.
Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu bisa menjadi sumber cahaya dalam kegelapan.
Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu memberikan harapan.
Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan.
Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan orang-orangnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi.
Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat bawahannya serta membasmi ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana pun.
Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya.
Kualitas pribadi yang kita dapat pelajari dari leluhur bangsa seharusnya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh diremehkan. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat negatif seperti rakus, tidak jujur, egois, pengecut, tidak peduli, tidak adil, merasa berhak, narsistik, maka dengan cepat ia akan ditinggalkan dan bahkan dilawan oleh bawahannya sendiri.

Kesetiaan Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika dia tidak loyal, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan penderitaan dalam hidupnya sebagai pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi terhadap rekan-rekan dan orang-orang yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, di bawah keadaan yang tidak menguntungkan, cepat mencari kambing hitam atau menyalahkan bawahan mereka. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahannya ketika segalanya berjalan kacau. Di sisi lain, jika bawahannya berhasil, mereka sering kali menjadi orang pertama yang keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk mempertahankan dan menempatkan kepentingan bawahannya di atas kepentingannya sendiri. Ada satu kebijaksanaan militer kuno yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika kamu peduli pada anak buahmu, anak buahmu akan peduli padamu.

Keterampilan Profesional Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan profesional dan kemampuan. Seorang pemimpin harus menguasai bidangnya dengan baik. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami semua jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik dari tingkat peleton, kompi hingga batalyon. Mereka harus memiliki visi yang sejajar dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan sejajar dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menyebabkan banyak korban di antara bawahannya.

Passion Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki seorang pemimpin adalah passion. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Passion mendorong seorang prajurit untuk bertahan dari kesulitan dan tetap tenang dan teguh di hadapan bahaya. Passion akan mendorong seorang pemimpin militer untuk meraih kemenangan. Tanpa passion, seorang pemimpin tidak akan dapat mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan berbakat bersaing, orang yang memiliki passion yang lebih besar akan keluar sebagai pemenang. Ada pepatah dalam tentara yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, namun kemenangan diraih oleh para prajurit. Ini adalah semangat para prajurit yang mengikuti dan dari orang yang memimpin yang mencapai kemenangan. (Jenderal G.S. Patton)

Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberikan arahan kepada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas lebih detail di Bab 10 buku ini, dan satu prinsip sederhana yang seperti ini: Bagi saya, ini berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya kepada dirinya sendiri apakah akan untung bagi negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang bisa mulai memikirkan kepentingan pribadi. Tidak sebaliknya. Kalau seseorang sudah meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan bawahannya, apalagi kepentingan negara, maka seseorang itu bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk.

Ada hal-hal lain yang menentukan kepemimpinan militer yang sukses Kesehatan Jasmani Seorang pemimpin militer harus memiliki kesehatan jasmani yang baik. Dia harus mampu memimpin bawahannya dengan contoh dan menjadi panutan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak sehat. Dia tidak bisa memimpin bawahannya jika dia tidak hadir di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang sangat baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari. Kehadiran Pada Saat dan Tempat yang Kritis Para senior saya sering mengajari saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan saat paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan bawahan yang mungkin terganggu oleh kondisi yang tidak pasti dan bahaya yang dihadapi. Seorang pemimpin militer juga harus bisa membaca dan menilai situasi secara dekat. Dia harus bisa dengan cepat merasakan psikologi bawahannya di saat yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari jauh sering lambat dalam membuat keputusan kunci, terkadang keputusan yang menentukan hidup-mati. Berpikiran Maju dan Kreatif Seorang pemimpin harus memiliki pikiran maju untuk menerapkan kebijakan yang dapat memperbaiki situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Mempertahankan status quo dan mengabaikan masalah yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengarah pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu petunjuk dan tidak ingin mengambil inisiatif, organisasi yang dipimpinnya tidak akan mampu menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin besar dalam sejarah sering mampu mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks bawahannya. Cybernetics Sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics, berbunyi, “Jika kamu berpikir kamu akan kalah, maka kamu sudah kalah.” Intinya adalah: Jangan merenungi di hati bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kemauan untuk menang akan menghasilkan pemenang. Hukum Murphy Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah Hukum Murphy yang berbunyi: ‘Jika sebuah rencana bisa gagal, itu biasanya akan gagal’. Seringkali kita akan bertemu dengan Hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (jangan gampang terkejut). Seorang pemimpin harus selalu siap untuk menghadapi skenario terburuk. Rasa Tanggung Jawab dan Dedikasi…

Source link