Politisi Demokrat Mengimbau Peserta Pemilu 2024 Untuk Bersaing dengan Etika yang Terhormat

by -141 Views

Jakarta – Partai Demokrat mengimbau peserta Pemilu 2024 untuk mengutamakan moral dan etika dalam berkompetisi. Partai yang didirikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini meyakini bahwa dengan cara yang beradab, pesta demokrasi akan berjalan dengan baik dan lancar.

“Ketika kita bersaing untuk menjadi pemimpin, kita juga harus mengutamakan moral dan etika dalam berkompetisi,” kata Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, pada Jumat, 3 November 2023. Anggota DPR RI ini berharap peserta Pemilu 2024 menggunakan cara yang terhormat. Herman bahkan mendorong kepolisian untuk mengambil tindakan terhadap pihak-pihak yang berusaha memecah belah bangsa dengan berita hoaks dan kampanye hitam.

“Jika kejahatan ini terjadi, maka penegakan hukum yang adil harus dilakukan untuk keadilan semua pihak,” kata Ketua BPOKK Demokrat ini.

Herman yakin bahwa gerakan kampanye hitam hanya dapat dicegah dengan penegakan hukum yang tegas. Hukuman yang tegas kepada pihak-pihak yang menyebarkan hoaks dan memecah belah masyarakat diyakini dapat memberikan efek jera kepada orang lain agar tidak melakukan hal yang sama. “Karena akan ada efek jera jika mereka melakukan kesalahan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Herman menilai bahwa gerakan kampanye hitam dan penyebaran hoaks tidak hanya dilakukan oleh peserta Pemilu 2024. Praktik kotor dalam kontestasi politik seringkali dilakukan oleh orang-orang yang bukan peserta pemilu. Bahkan, hoaks dan ujaran kebencian sering kali diproduksi di media sosial oleh akun anonim.

Oleh karena itu, Herman berpendapat bahwa cara-cara kotor dalam pemilu tidak hanya dapat dieliminasi dengan penegakan hukum. Sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya hoaks harus dilakukan secara masif untuk mengurangi dampak negatif dari hoaks dan ujaran kebencian. “Menertibkan para pelaku hoaks dapat dilakukan melalui sosialisasi dan memberikan kesadaran kepada semua pihak untuk bijaksana dalam memilih dan memilah informasi,” ujarnya.

Dia juga menambahkan, “Banyak video yang dipotong-potong, misalnya video seorang pemimpin yang mendukung pilkada dipotong menjadi dukungan pilpres. Bahkan jejak digital yang sudah usang pun diangkat kembali dan direvitalisasi sebagai senjata ampuh.”

Halaman Selanjutnya

Menurutnya, kejahatan dalam pemilu dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa terlibat dalam perjuangan peserta pemilu. Bahkan, hoaks dan ujaran kebencian sering kali diproduksi di media sosial oleh akun anonim.